Serial Sakinah – 010
@ Cahyadi Takariawan
“Ada empat (yang membawa kebahagiaan) manusia : istri yang salihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih, dan kendaraan yang nyaman. Ada empat (yang membawa) kesengsaraan manusia : tetangga yang buruk, istri yang buruk, rumah yang sempit, dan kendaraan yang tidak nyaman” (HR. Ibnu Hibban no. 4032).
Faktor kedua yang disebutkan Nabi saw sebagai pembentuk kebahagiaan manusia adalah rumah yang luas.
Rumah tempat tinggal menjadi salah satu faktor pembentuk kebahagiaan keluarga. Rumah adalah kebutuhan yang bercorak primer, sama seperti sandang dan pangan.
Tanpa ketercukupan sandang, papan dan pangan, keluarga tidak bisa utuh dan bahagia. Walaupun suami dan istri menikah dengan landasan cinta, sebesar apapun cinta mereka tidak akan bisa bertahan jika tidak bisa makan, tidak ada pakaian, dan tidak ada tempat tinggal untuk menetap.
Rumah juga tempat untuk menampung, mewadahi, menyatukan cinta suami, istri dan anak-anak. Rumah adalah tempat dimana semua bermula : pendidikan, pembinaan, pengasuhan, kasih sayang, kepedulian, tanggung jawab, dan semua ikatan sebagai keluarga.
Tidak penting apakah itu rumah kost, rumah kontrakan, rumah pemberian, rumah peninggalan, atau rumah hasil usaha sendiri. Yang penting keluarga harus menempati rumah dimana mereka bisa menorehkan, menguatkan, sekaligus menyatukan berbagai macam perasaan, pemikiran, sejarah, dan juga harapan-harapan.

Rumah yang luas bisa dipahami dari dua sisi. Pertama luas dalam arti sesungguhnya. Yaitu luas secara ukuran bangunannya.
Rumah yang luas akan memberikan kemanfaatan yang lebih banyak, suasana yang lebih lapang, dan perasaan yang lebih lega. Apalagi bagi keluarga muslim, rumah yang luas bisa menjadi markas berbagai macam kegiatan positif untuk masyarakat sekitar.
Tempat untuk mengaji, tempat Majelis Taklim, tempat berkegiatan untuk anak-anak, tempat berkumpul untuk komunitas, tempat untuk pertemuan Dasawisma, tempat pertemuan PKK, tempat arisan, tempat Posyandu, dan lain sebagainya. Bahkan bisa digunakan untuk menampung tamu-tamu dari luar kota yang memerlukan penginapan.
Semakin ramai kegiatan di rumah kita untuk hal-hal yang bermanfaat, akan semakin menggembirakan bagi pemiliknya. Karena menambah banyak teman, menambah banyak sahabat dan kerabat, selain juga memberikan berkah dari kegiatan positif di rumah tersebut.
Kedua, luas dalam pengertian kiasan. Bukan luas secara ukuran, namun luas secara perasaan.
Walaupun ukuran rumah sangat sempit, tidak perlu membuat penghuninya merasa terbatasi ruang gerak mereka. Rumah yang ukurannya sempit, bisa disiasati dan dikelola dengan efektif sehingga tetap memberikan hak-hak privasi bagi semua penghuninya.
Jika suami dan istri pandai bersyukur, mereka akan mampu menikmati dan mereguk kebahagiaan dalam rumah yang sempit. Hati dan pikiran mereka luas, meskipun ukuran rumahnya sempit.
Mereka bersyukur dan berbahagia karena selalu bersama-sama. Menjalankan kegiatan dengan orang-orang tercinta.