shahabatkeluarga

BIARKAN ISTRI ANDA MENGEKSPLORASI PERASAANNYA

@ Cahyadi Takariawan

“Seorang perempuan yang marah”, ujar John Gray, “berbicara tentang perasaan-perasaannya, seperti halnya ketika dia berbelanja”.

“Dia tidak mengharapkan anda untuk membeli suatu perasaan tertentu, karena dia akan pergi untuk membelinya sendiri”, ujar John Gray.

“Pada dasarnya dia mencoba ‘pakaian-pakaian perasaan’ untuk melihat apakah ada yang cocok. Hanya karena dia membutuhkan banyak waktu untuk mencoba sebuah pakaian atau menguji sebuah emosi tidaklah berarti bahwa emosi itu ‘miliknya’.

“Kaum perempuan yang menampakkan perasaan-perasaannya tidaklah terikat pada perasaan-perasaan itu, melainkan sedang dalam proses menemukan perasaan mana yang sungguh cocok baginya”, tambah Gray.

Bagi kebanyakan istri, mengungkapkan perasaan adalah bagian dari “kebutuhan dasar” untuk bisa merasakan nyaman dan tenang. Cukuplah istri merasa tersiksa dan tidak bahagia hanya karena tidak bisa mengungkapkan perasaan. Mengungkapkan perasaan adalah semacam katarsis yang melegakan bagi para istri.

Mereka selalu memiliki kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan yang dimilikinya, kendati itu berbentuk emosi negatif, namun akan segera mendapatkan situasi emosi baru yang positif setelah berhasil mengungkapkan.

Hendaknya para suami tidak memahami hal itu sebagai tuduhan atau serangan terhadap dirinya, karena itu hanya ekspresi peristiwa sesaat. Bukan ungkapan yang nilainya permanen.

Kesalahan banyak suami adalah ketika menganggap ungkapan istri tentang perasaan itu sebagai tuduhan dan memiliki nilai yang permanen atau tetap. Padahal emosi negatif itu tidaklah permanen dan menjadi sesuatu yang abadi dalam diri perempuan. Saat dia bisa mengutarakannya, akan segera terasa ringan dan tidak lagi menjadi beban baginya. Setelah itu, suasana akan segera berubah. Sungguh tidak melekat permanen.

Mengungkapkan berbagai perasaan bagi para istri, tak ubahnya seperti melihat-lihat baju, memilih-milih, mencoba dan akhirnya akan menentukan pilihan satu baju yang paling pas baginya. Setelah itu ia akan keluar dari toko dengan membawa pilihan bajunya.

Mungkin memerlukan waktu yang cukup lama, dan prosesnya terasa panjang dirasakan para suami. Namun yang diperlukan adalah pengertian dan kesabaran suami untuk menemani sang istri “belanja perasaan” tersebut, sampai menghasilkan sebuah keputusan akhir untuk menetapkan pilihan. Sepanjang apa waktu yang diperlukan untuk belanja, pasti akan keluar dari toko juga.