Oleh : Aba Mumtaza
“Gelombang takkan menenggelamkan hati yang bersandar pada Allah.”
Pernak pernik rumah tangga, Seringkali dihadapkan pada gelombang kehidupan yang tak terduga. Gelombang ini bisa datang dalam berbagai bentuk baik berupa perselisihan kecil, perbedaan pemikiran, hingga masalah besar yang mengguncang fondasi hubungan. Sebagaimana laut yang luas dan penuh misteri, gelombang kehidupan juga mengajarkan kita banyak hal. Ia mengajak kita untuk memahami bahwa, sebagaimana Allah SWT menyebutkan dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Ash-Sharh: 6).
Coba bayangkan, sebuah rumah tangga bagaikan kapal yang berlayar di tengah lautan kehidupan. Kadang ombak datang dengan tenang, menyelimuti kapal dengan damai. Tak jarang, ombak besar mengguncang, memaksa kita untuk bersikap hati-hati dan bijaksana agar kapal tetap dapat melaju dengan aman.

Dalam setiap dinamika rumah tangga, kita selalu dihadapkan pada tantangan. Kadang, tantangan itu datang dari dalam, berupa perbedaan sifat dan karakter pasangan yang belum sepenuhnya kita pahami. Terkadang, masalah eksternal seperti ekonomi, pekerjaan, atau tekanan sosial turut menjadi faktor pemicu ketegangan dalam rumah tangga. Di sini, ujian sejati kita adalah bagaimana kita merespons masalah tersebut, bukan seberapa besar masalah itu.
Konflik dalam rumah tangga, pada dasarnya, adalah bagian dari perjalanan kita dalam berumah tangga. Allah SWT dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa perbedaan itu adalah bagian dari sunnatullah, sebuah ketentuan yang pasti terjadi. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 187, Allah menyatakan: “Mereka (istri-istri kalian) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun pakaian bagi mereka.” Artinya, dalam hubungan suami-istri, kita saling menutupi, melindungi, dan memberikan kenyamanan. Bukan berarti kita selalu sempurna. Ada kalanya, pakaian itu terasa sempit, kotor, atau robek maka tugas kita adalah memperbaikinya dengan sabar dan kasih sayang.
Setiap konflik atau perbedaan pendapat dalam rumah tangga bisa diibaratkan seperti gelombang yang datang. Kita bisa memilih untuk melawannya dengan emosi, atau kita bisa belajar untuk menunggunya reda dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Asr: “Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” Di sinilah pentingnya kesabaran dan saling menasehati dalam menghadapi setiap ujian yang datang.

Gelombang kehidupan mengajarkan kita banyak hal, terutama dalam hal kesabaran, ketahanan mental, dan keikhlasan. Ketika kita menghadapi kesulitan dalam rumah tangga, kita diajarkan untuk tidak lari dari masalah, tetapi untuk menghadapinya dengan hati yang lapang. Kita belajar bahwa rumah tangga bukanlah tempat untuk mencari kesempurnaan, tetapi tempat untuk saling menerima kekurangan dan saling membantu untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Dalam setiap ujian, ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Setiap pertengkaran kecil mengajarkan kita untuk lebih sabar dan lebih bijaksana. Setiap kebahagiaan yang tercipta mengingatkan kita untuk bersyukur dan selalu menghargai pasangan. Di sinilah letak keindahan rumah tangga di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang tiada henti.
Jika gelombang kehidupan itu datang, ingatlah bahwa kita tidak pernah sendirian. Allah SWT selalu bersama kita dalam setiap langkah, bahkan dalam kesulitan yang paling dalam sekalipun. Dia adalah sebaik-baiknya penolong. Allah juga menegaskan dalam Surah At-Tawbah (9:51): “Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah untuk kami; Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
Kita harus selalu yakin bahwa setelah setiap gelombang kehidupan yang besar, pasti ada ketenangan yang datang. Dengan saling mendukung, mengingatkan, dan berdoa kepada Allah, kita akan mampu mengarungi setiap badai kehidupan dengan kepala tegak dan hati yang tenang. Barakallahfikum